Pengertian Vigenere Cipher
Kode vigènere termasuk kode abjad-majemuk (polyalphabetic substitution cipher).
Dipublikasikan oleh diplomat (sekaligus seorang kriptologis) Perancis, Blaise
de Vigènere pada abad 16, tahun 1586. Sebenarnya Giovan Batista Belaso telah
menggambarkannya untuk pertama kali pada tahun 1533 seperti ditulis di dalam
buku La Cifra del Sig. Algoritma ini baru dikenal luas 200 tahun
kemudian dan dinamakan kode vigènere. Vigènere merupakan pemicu perang sipil di Amerika dan kode vigènere digunakan oleh Tentara Konfederasi (Confederate Army) pada
perang sipil Amerika (American Civil War). Kode vigènere berhasil dipecahkan oleh Babbage dan Kasiski pada pertengahan abad 19.
(Ariyus, 2008).
Algoritma enkripsi jenis ini sangat dikenal karena mudah dipahami dan
diimplementasikan. Teknik untuk menghasilkan ciphertext bisa dilakukan
menggunakan substitusi angka maupun bujursangkar vigènere. Teknik susbtitusi vigènere dengan menggunakan
angka dilakukan dengan menukarkan huruf dengan angka, hampir sama dengan kode
geser. Contoh:
Gambar 1 Contoh
Tabel Substitusi Algoritma Kriptografi Vigenere chiper
|
Plaintext: PLAINTEXT
Kunci: CIPHER
Gambar 2 Contoh
Tabel Kriptografi dengan Algoritma Vigenere Cipher
|
Dengan metode pertukaran angka dengan huruf di
atas, diperoleh bahwa teks asli (PLAINTEXT) memiliki kode angka (15,11, 0, 8,
13, 19, 4, 23, 19), sedangkan kode angka untuk teks kunci (CIPHER) yaitu (2, 8,
15, 7, 4, 17). Setelah dilakukan perhitungan, maka dihasilkan kode angka ciphertext (17, 19, 15, 15, 17, 10, 6,
5, 8). Jika diterjemahkan kembali menjadi huruf sesuai urutan awal, maka
menjadi huruf RTPPRKGFI.
Sedangkan metode lain untuk melakukan proses enkripsi dengan metode vigènere cipher yaitu menggunakan tabula recta
(disebut juga bujursangkar vigènere).
Gambar 3 Contoh
Tabula Recta Algoritma Kriptografi Vigenere Cipher
|
Kolom paling kiri dari bujursangkar
menyatakan huruf-huruf kunci, sedangkan baris paling atas menyatakan
huruf-huruf plaintext. Setiap baris di dalam bujursangkar menyatakan
huruf-huruf ciphertert yang diperoleh dengan Caesar cipher, yang
mana jumlah pergeseran huruf plaintext ditentukan nilai numerik huruf
kunci tersebut (yaitu, a=0, b=1, c=2, …, z=25). Sebagai contoh, huruf kunci c
(=2) menyatakan huruf-huruf plaintext digeser sejauh 2 huruf ke kanan
(dari susunan alfabetnya), sehingga huruf-huruf ciphertext pada baris c
adalah:
Gambar 4
Potongan Tabula Recta Baris ke-C
|
Bujursangkar vigènere digunakan
untuk memperoleh ciphertert dengan menggunakan kunci yang sudah
ditentukan. Jika panjang kunci lebih pendek daripada panjang plaintext, maka
kunci diulang penggunaannya (sistem periodik). Bila panjang kunci adalah m,
maka periodenya dikatakan m. Sebagai contoh, jika plaintext
adalah THIS PLAINTEXT dan kunci adalah sony, maka penggunaan kunci secara periodik
sebagai berikut:
Plaintext : THIS PLAINTEXT
Kunci : sony sonysonys
Untuk mendapatkan ciphertext dari
teks dan kunci di atas, untuk huruf plaintext pertama T, ditarik garis vertikal dari huruf T dan ditarik garis mendatar dari huruf s, perpotongannya adalah pada kotak yang
berisi huruf L. Dengan cara yang
sama, ditarik garis vertikal dari huruf H dan ditarik garis mendatar pada huruf o, perpotongannya adalah pada kotak yang
juga berisi berisi huruf V. hasil enkripsi seluruhnya adalah sebagai berikut:
Plaintext
: THIS PLAINTEXT
Kunci
: sony sonysonys
Ciphertext : LVVQ HZNGFHRVL
Variasi-variasi vigènere cipher pada
dasarnya perbedaannya terletak pada cara membentuk tabel atau cara menghasilkan
kuncinya, sedangkan enkripsi dan dekripsi tidak berbeda dengan vigènere cipher standar. Beberapa variasi tersebut sebagai berikut:
1. Full Vigènere
Cipher
Pada varian ini, setiap baris di dalam
tabel tidak menyatakan pergeseran huruf, tetapi merupakan permutasi huruf-huruf
alfabet.
2. Auto-Key Vigènere
cipher
Idealnya kunci tidak digunakan secara
berulang. Pada auto-key vigènere cipher, jika panjang kunci lebih
kecil dari panjang plaintext, maka kunci disambung dengan plaintext
tersebut. Misalnya, untuk mengenkripsi pesan NEGARA PENGHASIL MINYAK dengan kunci INDO, maka kunci tersebut disambung dengan plaintext
semula sehingga panjang kunci menjadi sama dengan panjang plaintext:
Plaintext: NEGARA PENGHASIL MINYAK
Kunci: INDONE GARAPENGH ASILMI
3. Running-Key Vigènere
cipher
Pada varian ini,
kunci bukan string pendek yang diulang secara periodik seperti pada vigènere
cipher standar, tetapi kunci adalah string yang sangat panjang yang
diambil dari teks bermakna (misalnya naskah proklamasi, naskah Pembukaan UUD
1945, terjemahan ayat di dalam kitab suci, dan lain-lain). Misalnya untuk
mengenkripsi plaintext NEGARA PENGHASIL MINYAK dapat menggunakan kunci berupa sila ke-2
Pancasila: KEMANUSIAAN
YANG ADIL DAN BERADAB. Selanjutnya enkripsi dan dekripsi dilakukan seperti
biasa. (Munir, 2006)
kalo misalkan plaintext nya angka bisa tidak ya?
BalasHapus